SUNRISE OF TEMPURSARI


Pantai Watu Gedek Tempursari (Sunrise Of Tempursari), Tempursari adalah salah satu kecamatan yang terletak di ujung selatan Kabupaten Lumajang. Kecamatan Tersebut berada di pinggir pantai, dengan hawa atau suhu yang bisa di katakana hangat.
Pantai Watu Gedek Tempursari terletak di ujung timur wilayah Kecamatan Tempursari, adapun rute yang bisa anda tempuh untuk menikmati Pantai Watu Gedek ialah dari Kota Lumajang ke arah barat kemudian dari Pasirian kearah selatan.
Untuk medan jalan menuju Pantai Watu Gedek Tempursari juga cukup menantang, jadi jika mau berwisata kesana anda harus mempunyai keahlian khusus untuk melewatinya. Namun perjalanan yang ekstrim tersebut akan di tebus dengan pemandangan alami serta mempesona yang di tawarkan Pantai Watu Gedek.
Karena letaknya di ujung Timur kecamatan Tempursari, para wisata banyak yang menamai Pantai watu Gedek adalah Sunrise of Tempursari. Maka tidak dapat di pungkiri Sunrise of Tempursari ini menyajikan pemandangan alam yang sangat mempesona. Matahari pagi berwarna merah merona yang terbit di pagi hari seakan menambah keindahan pantai tersebut.
Pantai Watu Gedek (Sunrise of Tempursari) tersebut juga tidak hanya dimanfaatkan untuk berlibur, berwisata dan berekreasi saja. Namun juga banyak fotografer pernikahan yang memanfaatkannya untuk pengambilan gambar praweding. Tapi perlu diperhatikan bahwa wisatawan tidak di perbolehkan berenang di tengah pantai, pasalnya Pantai Watu Gedek (Sunrise of Tempursari) tersebut mempunyai ombak cukup besar.                 







by.ags@kimwartabaharikectempursari







0 komentar:

PERAN PEMUDA DALAM MELESTARIKAN BUDAYA BANGSA

TEMPURSARI, Bila kita berbicara tentang anak muda, dipikiran kita akan muncul gambaran seseorang yang gaul, tentengannya gadget, atau dengan logat bahasa jiplakan ala sinetron. Inilah sekilas gambaran anak gaul zaman sekarang. Sebaliknya, ketika muncul gambaran tentang anak muda yang menggunakan busana daerah atau bicara dengan bahasa daerah kita akan segera memberikan label anak ketinggalan zaman. Benarkah?

Namun di Tempursari ada sekumpulan Tokoh masyarakat  yang mempunyai pandangan berbeda tentang anak muda. Mereka mencoba membenarkan  pola pikir sempit yang kadung mengakar dalam pola pikir masyarakat. Mereka itulah yang masih peduli dengan kekayaan budaya yang ada, tumbuh, dan berkembang di tengah masyarakat.

Pemikiran itulah yang mendasari diadakannya kirab budaya dengan Tema Seni Budaya. Melalui kegiatan kirab budaya tersebut kita mengajak semuanya untuk mencintai dan menyelamatkan budaya dan sekaligus memberi makna atas budaya itu seturut konteks zaman.
Kegiatan kirab budaya  kali ini diadakan mengelilingi jalan di Desa Tempursari dengan Start di sebelah barat lapangan desa Tempursari dan Finisnya di sebelah timur lapangan Desa Tempursari. Berbagai bentuk kesenian menghiasai hampir seluruh penjuru jalan di desa Tempursari. Kirab budaya yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB itu sekaligus menjadi tontonan gratis bagi masyarakat sekitar. Ketika membuka kirab budaya tersebut, Agus Yani  selaku ketua Panitia berharap agar “kegiatan ini sebagai salah satu benteng masuknya kebudayaan barat yang sering kali tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Budaya Jawa kental dengan nuansa unggah ungguh dan tepo saliro”.
Setelah acara dibuka, satu persatu kelompok orang-orang muda itu menampilkan kebolehannya. Meski cuaca terasa panas, namun hal itu tidak menyurutkan usaha mereka menampilkan perform secara maksimal. Sementara itu, masyakarat datang silih berganti menyaksikan pertunjukan yang disuguhkan. Lapangan kecil di tengah desa itupun berubah. Hilir mudik penonton disertai alunan suara tetabuhan menghiasi sepanjang jalan.
Panitia memang sengaja mengusung tema tentang seni budaya.. Dari sini, hendak diingatkan kembali pentingnya mencintai budaya sendi
Dengan tema itu, nilai-nilai budaya lokal diambil dan diangkat kembali sesuai konteks kekinian. Kemudian proses itu ditampilkan oleh orang-orang muda yang punya kepedulian akan budaya tradisional yang semakin terpinggirkan. Betapa luar biasa, pada zaman ini masih ada banyak orang muda yang mau berproses selama berbulan-bulan untuk bisa menelorkan sebuah karya yang layak mendapat apresiasi. “Hebat. Dua jempol untuk karya mereka, Mas” ujar Aan, salah satu penonton ketika dimintai pendapatnya. “Ternyata masih banyak anak muda yang mau belajar menari tarian daerah. Kalau dikembangkan lagi, bisa jadi kekayaan seni yang luar biasa. Tapi kalau hanya sekedar untuk tampil di acara ini, ya... Gimana, ya? Semoga semangat mereka untuk melestarikan budaya tradisional seperti ini bisa jalan terus” imbuhnya sembari memberikan pesan untuk anak-anak-anak muda.




0 komentar:

MELESTARIKAN BUDAYA JAWA MELALUI KEGIATAN BERSIH DESA TEMPURSARI

MELESTARIKAN BUDAYA JAWA 
MELALUI KEGIATAN BERSIH DESA TEMPURSARI

TEMPURSARI, Sabtu 17 Oktober 2015 Desa Tempursari Kecamatan Tempursari mengadakan kegiatan bersih Desa. Bagi masyarakat Desa Tempursari, kegiatan Bersih Desa merupakan sebuah tradisi yang sudah melegenda yang sangat banyak dihadiri oleh Masyarakat desa Tempursari maupun dari desa lain,  untuk menyaksikan seluruh rangkaian Kegiatan Bersih Desa khususnya kegiatan Parade Budaya dan kirab Reog dan Kesenian Jaranan yang berisikan ubo rampen untuk selamatan atau kenduri menuju Pundhen. Walaupun kegiatan ini banyak menghabiskan dana, tetapi masyarakat dengan senang hati berpartisipasi dalam penggalangan dana dan juga ikut serta didalam dalam kegiatan Bersih Desa.


Maksud diadakannya kegiatan Bersih Desa adalah sebagai perwujudan dari Rasa Syukur Pemerintah Desa Tempursari beserta jajarannya serta seluruh masyarakat Desa Tempursari kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua Rahmat, Keselamatan dan Rezeki yang telah dilimpahkan.
Maksud lainya adalah sebagai wujud penghormatan terhadap Cikal Bakal dan Akal Bakal, Para Pinisepuh, Aji Sepuh Pendahulu Desa, yang telah berjasa dalam babad desa hingga Desa Tempursari dapat dihuni dan dapat dijadikan lahan pertanian yang subur dengan memanjatkan do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diampuni semua dosanya dan diberikan pahala sesuai dengan amal dan baktinya terhadap Desa Tempursari.

Bambang adi sungkowo selaku kepala Desa Tempursari menjelaskan ada beberapa manfaat yang dapat di petik dengan adanya kegiatan bersih desa tersebut, antara lain :
  • Melestarikan budaya dan Tradisi Jawa sebagai referensi tata kehidupan berbangsa dan bernegara serta untuk kembali kepada “jati diri” sebagai orang Jawa dan orang yang hidup di Pulau Jawa yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang menjaga keharmonisan hubungan antar manusia, manusia dengan alam maupun manusia dengan Sang Pencipta.
  • Menumbuh kembangkan rasa andap asor dan tepo seliro Masyarakat Desa Tempursari dalam bermasyarakat serta bisa mikul dhuwur mêndhêm jêro kepada para leluhur atau sesepuh (cikal bakal, akal bakal) sebagai bibit kawit Desa Tempursari.
  • Memunculkan kegiatan pelestarian budaya Bersih Desa dengan rangkaian Iring-ring Kirab Jaran Kencak, Wayang Kulit, Ruwatan Murwakala serta Kirab Reog Ponorogo,  sebagai icon wisata budaya sehingga mempunyai nilai jual bagi wisatawan domestik maupun manca negara.


    Terus Lestarikan Budaya Kita.....

    by: Ags@Kimwartabahari


0 komentar: